[Review] Ika Natassa - Critical Eleven

Judul: Critical Eleven (Goodreads)
Pengarang: Ika Natassa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020318929
Tahun: 2015
Tebal: 344 hlm.
Rating: 4.5/5 stars
Format: Paperback
Mulai: 19 September 2015
Selesai: 23 September 2015


Sinopsis:
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat - tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing - karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah - delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta - Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Review:
Sulit bagiku untuk menulis review ini, sesulit membaca bukunya waktu itu. Ika Natassa merupakan salah satu penulis yang karya-karyanya memang selalu aku ikuti. Tapi setelah kejadian dengan Gone Girl, ditambah dengan seringnya Ika Natassa retweet komentar orang yang sudah membacanya, aku sangat takut dikecewakan buku ini.

Jadi sekian minggu setelah buku ini terbit, dan tambahan sekian minggu setelah membeli buku ini, aku memberanikan diri untuk membacanya. Dan ternyata tidak seburuk yang aku takutkan, meskipun tidak sehebat maupun sebaik yang orang katakan.

I'm here, Nya. I'm here. Until you realize that I'm here eventhough I am not here. (hlm. 34)

Oke, pertama aku akan membicarakan fisik bukunya, karena itu bagian yang paling mudah. Aku suka cover dan pembatas bukunya, karena selaras dan warnanya biru :p.

Kata orang, saat kita berbohong satu kali, sebenarnya kita berbohong dua kali. Bohong yang kita ceritakan ke orang, dan bohong yang kita ceritakan ke diri kita sendiri. (hlm. 57)

Dari segi alur cerita, aku yang memang sudah suka dengan kisahnya saat masih menjadi cerpen jadi tambah menyukai pengembangannya dalam buku ini. Meskipun begitu, ada salah satu bagian di cerita ini yang sangat tidak aku sukai: 'kejutan' dari Anya saat ulang tahun Ale. Itu...mengingatkanku akan suatu hal yang sangat tidak menyenangkan dan aku benar-benar tidak bisa menganggap lalu hal tersebut. Obat untuk rasa tidak suka ini? Bagian manapun yang ada Harrisnya, hahaha.

The world is a crazy place and sometimes we need to do whatever we need to do to get by. This is how I get by, no matter how crazy it sounds. (hlm. 178)

Salah satu hal yang membuatku cukup menyukai buku ini adalah nilai keluarga yang ada di dalamnya. Selama ini aku cukup tersentuh dengan nilai keluarga yang ada di buku-buku Ika Natassa sebelumnya. Tapi buku yang ini menggali lebih dalam nilai itu dan aku suka :)

Dan beginilah rasanya masih sedalam-dalamnya mencintai laki-laki yang belum bisa aku percaya untuk tidak menyakiti aku lagi. (hlm. 229)

Pada dasarnya buku ini memang bagus, dan aku bisa mengerti kenapa banyak yang sedih saat membacanya. Sayangnya aku tidak ikut dalam rombongan itu sampai kemudian aku mendengar OST dari buku ini. Jadi, 3 bintang untuk jalan cerita + 1.5 bintang untuk OSTnya yang keren = 4.5 bintang untuk buku ini.


Comments

Popular posts from this blog

Share the Love 2017: #Giveaway oleh @mandewi dan @afifahtamher

2018 Reading Goals