[Review] AR Arisandi - XX


Judul: XX (Goodreads, GPU)
Pengarang: AR Arisandi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9792232044
Tahun: September 2007 (Cetakan 1)
Tebal: 216 hlm.
Rating: 3/5 stars
Format: Paperback
Mulai: 27 Maret 2015
Selesai: 29 Maret 2015


Sinopsis:
Selama bertahun-tahun, Liana menerima SMS yang berisi pernyataan cinta dari seseorang yang hanya menyebut dirinya sebagai XX. Liana tidak punya bayangan sedikit pun siapa orang yang setia memujanya demikian lama. Sampai kemudian XX menyampaikan sesuatu yang hanya diketahui Liana dan sahabat-sahabatnya beserta suami-suami mereka. Apakah XX salah satu dari mereka? Liana harus menelusuri masa lalunya untuk menemukan pikiran sakit seseorang yang tak bisa berhenti mencinta.

Review:
Buku ini cukup tipis, hanya 200an halaman. Meskipun cover kepala-tanpa-tubuh itu agak mengerikan buatku, garis-garis yang membentuk huruf X itu cukup indah. Sayangnya, karena buku yang aku beli ini 2nd hand, ada tulisan yang direkatkan di bagian samping buku, seperti pada buku perpustakaan. Dan gara-gara itu aku tidak menyampul buku ini dengan sampul plastik seperti buku yang lain. Well, semoga dia baik-baik saja ke depannya.

Karena ini buku pertama dari AR Arisandi yang aku baca, aku tidak memiliki ekspektasi tertentu tentang gaya penulisannya. Menurutku tidak buruk, tapi juga tidak istimewa. It was okay. Agak kaku pada awalnya, tapi setelah membaca beberapa halaman jadi terbiasa.

Dari segi jalan cerita dan plot twist, berhubung aku gagal menebak siapa itu XX, maka bagi aku plot twist-nya sangat bagus. Setelah aku selesai membaca buku ini, aku bara sadar bahwa clue untuk menebak XX itu sudah beberapa kali muncul tapi tidak kusadari.

Awal membaca buku ini aku kira akan diceritakan dari POV Liana. Tapi ternyata dilakukan dari POV Donna, salah satu sahabat Liana. Dan karena diceritakan Donna itu sangat kaku pada suaminya, bahkan untuk alasan yang menurutku sangat tidak logis, jadi aku kurang suka pada tokoh Donna. Maka dari itu aku tidak bisa relate dengan tokoh Donna sama sekali. Aku justru sangat bersimpati pada tokoh Archie karena harus bertahan dengan kelakuan Donna. 

Karakter lain pada buku ini adalah Putri, Doddy, Mela dan Akmal. 2 pasangan suami istri itu menurutku sangat kekanakan. Untuk Mela-Akmal aku masih merasa cukup toleran sih, setidaknya love-hate relationship mereka masih dalam batas wajar bagiku. Tapi pasangan Putri-Doddy itu sangat...kekanakan. Itu satu-satunya istilah yang menurutku pantas untuk mereka sandang.

Isu yang ada pada plot twist buku ini merupakan isu yang cukup tabu di Indonesia. Atau tidak. Entahlah. Tapi pesan moral pada buku ini cukup dalam maknanya bagiku, yang tidak bisa aku sampaikan kecuali dengan quote di bawah ini:

Setiap kali mengenangnya, sering aku merasa, perjuangan Archie melawan obat-obatan sewaktu masih berada dalam rahim ibunya, dan perlawanannya terhadap proses pembunuhan dirinya lewat aborsi, itu semua dilakukannya bukan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri, tapi untuk menyelamatkan hidup perempuan yang kelak begitu dicintainya. Setelah misinya selesai, Archie pun pergi menuju tempat dia seharusnya berada 32 tahun yang lalu.

Overall, ini buku yang cukup okay buatku, jadi 3 dari 5 bintang. Dan ending buku ini...sangat bitter sih bagiku. Sedih tapi tidak sampai membuatku menangis atau gimana. Just bitter.

Comments

Popular posts from this blog

Share the Love 2017: #Giveaway oleh @mandewi dan @afifahtamher

2018 Reading Goals