[Review] Luna Torashyngu - Best of the Best

Judul: Best of the Best (Goodreads, GPU)
Series: Beauty and the Best #2
Pengarang: Luna Torashyngu
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9789792242508
Tahun: Juni 2012 (Cetakan 3)
Tebal: 216 hlm.
Rating: 3.5/5 stars
Format: Paperback
Mulai: 4 Maret 2015
Selesai: 4 Maret 2015

Sinopsis:
Gara-gara dikerjain kakak kelasnya yang anggota cheerleaders saat OSPEK, Reina jadi benci pada semua anggota cheers. Menurutnya anggota cheers cuma pintar dandan dan otaknya nggak ada isinya. Anggapan ini makin diperkuat dengan perseteruannya dengan Tasha dan gengnya yang memang anggota cheers.

Tapi kemunculan Muri, anak baru yang model dan langsung bergabung dengan ekskul cheers, meruntuhkan anggapan Reina itu. Muri sangat ramah dan bersahabat dengannya. Muri juga menengahi perseteruan Reina dengan Tasha. Tapi sepertinya Muri diam-diam menyembunyikan sesuatu...

Review:
Buku ini kelanjutan dari buku Beauty and the Best yang telah saya review sebelumnya. Honestly bingung sih lanjutan dari bagian mana, karena tokoh di dalam buku rasanya tidak ada yang sama. Tapi benang merah dari seri ini terlihat sih, tentang si beauty yang berantem dengan si the best alias pertengkaran antara siswa populer dengan siswa pintar. Dan untuk buku ini ada penengah yang tampaknya memiliki perpaduan dari 2 unsur tersebut, yakni tokoh Muri.

Dari semua tokoh yang ada, favorit saya adalah tokoh Tasha. Memang, dia merupakan tokoh antagonis di buku ini. Tapi perubahan sifatnya yang paling terlihat dan justru terasa sangat manusiawi bagi saya. Tokoh yang menurut saya kurang dieksplor adalah tokoh sahabat Tasha, karena ada twist yang melibatkan salah satu dari mereka tapi tidak diperdalam konfliknya. Sayang sekali...

Alur cerita pada buku ini cenderung maju, hanya beberapa kali flashback ke masa lalu. Dan di buku ini diceritakan tentang masa lalu Muri, yang nantinya akan berpengaruh di lanjutan seri ini. 
"Dan dugaan gue bener, kan? Dengan penampilan gue yang sekarang, gue bisa ngedapetin apa pun yang gue inginkan. Kepopuleran, jadi kapten cheers, jadi perhatian cowok-cowok, dan seorang pacar yang sempurna kalo gue mau," tukas Muri
Penampilan Muri sekarang emang berbeda 270 derajat dibandingkan dengan foto yang pernah ditunjukkannya ke Reina. Muri bilang, perubahan dirinya itu dilakukan saat dia masuk SMA. (hlm. 181-182)

Salah satu hal yang menyenangkan tentang buku ini adalah saya dapat memvisualisasikan cerita dalam buku dengan sangat mudah. Memang kesan buku ini sangat cheesy. Tapi...saya sudah terlanjur suka dengan buku karya Luna Torashyngu yang klise tapi kompleks. Apalagi buku ini cukup sulit saya dapatkan, sehingga dapat membaca buku ini rasanya sangat membahagiakan *apalah*.
"Akhirnya... Upik Abu jadi Cinderella juga, punya kencan di malem minggu," ejek Roni, kakaknya, yang tahu rencana Reina
....
"Apa pun alasannya, yang jelas kamu bakal keluar bareng cowok yang bukan keluarga kamu di malam Minggu. Apa itu bukan kencan namanya?" sahut Roni lalu buru-buru masuk ke kamarnya. Takut ditimpuk sandal oleh Reina. Kalo Reina udah kesel ama kakaknya ini, dia emang suka nggak lihat sikon. Apa aja yang ada di dekatnya pasti disamber untuk dilemparin ke kakaknya. Roni pernah ditimpuk sepatu gara-gara ngeledekin adeknya itu saat baru pulang sekolah, dan pas kena jidatnya. Makanya dia langsung kabur kalo melihat tanda-tanda Reina mulai kesel dengan ejekannya - daripada jadi korban lagi. (hlm. 85)

Bagian yang saya kurang suka dari buku ini yaitu bagian penjelasan yang terlalu bertele-tele seperti kutipan diatas, Mungkin maksudnya untuk humor, tapi menurut saya itu garing dan tidak lucu. Maka dari itu buku ini saya beri rating 3.5 bintang, tambahan 0.5 karena covernya yang lucu meskipun kertasnya jelek. 

Comments

Popular posts from this blog

Share the Love 2017: #Giveaway oleh @mandewi dan @afifahtamher

2018 Reading Goals